Dear Students: Belajar Bahasa Asing Tidak Membuat Kita Asing – oleh Ms Wilda

18

Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa asing yang dianggap penting, yang harus dikuasai karena bahasa Inggris memiliki kedudukan sangat strategis, yaitu selain alat komunikasi juga sebagai bahasa pergaulan. Bahasa pergaulan ini sudah menyebar tidak hanya di kota anak Jaksel namun dari anak-anak sampai dewasa tanpa disengaja sudah menggunakannya. Selain itu bahasa Inggris juga merupakan bahasa asing pertama yang dianggap penting untuk tujuan pengaksesan informasi, penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya. Dengan bahasa Inggris mereka mempunyai pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Karena itu salah satu kurikulum smp sail ialah kurikulum internasional.

Pembelajaran bahasa Inggris bagi sebagian orang mudah, bagi sebagian lainnya menganggap sulit. Hal ini yang menjadi tantangan bagi pengajar bahasa Inggris seperti saya dalam mengajarkan siswa cara menulis dan membaca bahasa Inggris. Tulisan dan pengejaan yang berbeda membuat siswa bingung dan menganggap bahasa Inggris menjadi hal yang sulit. “Sifat bahasa adalah selalu dituturkan maka dari itu jangan pernah lelah untuk berbicara dengan bahasa Inggris” ucap saya setiap mengajar. Sebagai pengajar tentunya memiliki harapan besar dalam peningkatan bahasa Inggris bagi siswa. Program berbahasa Inggris dimulai hari Rabu, Kamis, dan Jum’at. Di bawah pepohonan yang rindang siswa siswi berbaris dengan rapi. Membawa buku notes kecil dengan berbagai corak, warna dan ukuran. Barisan membentuk pola U terlihat manis di halaman sekolah berhadapan dengan tembok tinggi yang menjulang tinggi. Mereka juga didampingi Ms dan Mr di belakang. Pada hari tersebut banyak momen-momen lucu, menegangkan, dan penuh tawa. Momen yang tidak pernah luput dari perhatian ialah saat tampil di depan teman-teman untuk sekedar membaca dan mengulangi kosa kata yang diberikan. Hanya satu menit namun cukup mendebarkan bagi mereka. Kemudian sekelompok siswa yang antusias untuk menulis kosa kata baru dan mengucapkannya hingga tepat. Kemudian sekelompok siswa yang terlihat malu tapi dia bisa dalam pengucapan dan terjemahan. Siswa yang bersembunyi agar tidak dipanggil untuk tampil. Banyak variasi tetap jadi versi terbaik mereka dalam belajar, sabar dan gigih menjadi kunci utama. Sangat menyenangkan melihat mereka mau belajar dan saling mendukung teman.

Belajar bahasa Inggris mengajarkan mereka arti ketelitian, kepercayaan diri, dan tingginya rasa ingin tahu seperti belajar Translation mereka harus menerjemahkan sebuah teks ke dalam bahasa. Mereka dituntut untuk teliti dalam menerjemahkan dari satu kata ke kata yang lainnya. Mereka juga dituntut untuk percaya diri dalam melafalkan kata bahasa Inggris terlepas salah atau benar, karena memulai bahasa Inggris membutuhkan usaha yang cukup keras bagi mereka. Satu hal unik lagi saat mereka mencoba untuk berbahasa Inggris satu kalimat ialah anggapan merasa asing dengan temannya. Siswa- siswi yang berbicara dengan bahasa Inggris dianggap si paling Inggris. Seharusnya menjadi latihan untuk bisa berkomunikasi dengan baik. Bahkan wawancara yang saya lakukan dengan beberapa siswa mengenai kendala yang meraka hadapi saat belajar bahasa Inggris. Mereka menjawab ”sebenarnya kami paham Ms apa yang Ms ucapkan hanya saja kami bingung cara menjawabnya” jawaban tersebut cukup membuat saya tersenyum dengan lebar. Maka dari itu penting untuk pengajar membangkitkan motivasi mereka untuk belajar bahasa Inggris. Tidak mudah namun tidak menutup kemungkinan mereka akan terus belajar dan bertumbuh serta mengeksplor bahasa Inggris. Menumbuhkan minat dan bakat meraka dalam berbahasa adalah PR yang cukup menantang. Dengan metode dan media yang menarik. Kami sadar tujuan pembelajaran bahasa Inggris ialah membuat siswa merasa berkompeten dan percaya diri dalam belajar bahasa Inggris, menyediakan linhkungan pembelajaran yang aman, bersifat menghibur, rekreatif dan mendidik, dan menciptakan pembelajar bahasa Inggris dalam jangka panjang.

Salah satu tindak lanjut yang saya terapkan ialah memberikan ice breaking sebelum memulai pelajaran sangat berpengaruh. Mereka jadi lebih fokus dan bersemangat saat di jam rawan. Memberikan games yang menantang dan menarik. Pembelajaran berbasis game baik online dan offline. Melihat respon yang berbeda-beda dalam bahasa Inggris mengingatkan kembali mulai tertarik dengan bahasa Inggris. Saat duduk di bangku kelas 4 SD. Masih terekam jelas dalam ingatan Ms yang mengajarkan bahasa Inggris dengan semangat dan interaktif. Peran guru sangat mempengaruhi interest siswa. Setiap anak punya cara yang bervariasi dalam belajar. Satu kelas memiliki kemampan yang berbeda-beda. Tentunya pembelajaran bahasa Inggris dapat disesuaikan dengan gaya belajar anak.

Masih berkaitan dengan bahasa Inggris yaitu klub bahasa Inggris yang dilaksanakan pada hari Jumat. Pembelajaran bahasa Inggris di klub bahasa memusatkan pada praktek langsung. Suasana yang nyaman dan sejuk menambah semangat mereka untuk berlomba-lomba jadi yang terbaik di kelas. Interaksi di kelas menggunakan bahasa Inggris. Kalimat “boleh ribut di kelas asal pakai bahasa Inggris” terucap. Seketika suasana kelas hening sejenak lalu mulai ada seorang yang memulai dan ditanggapi oleh temannya dengan bahasa Inggris. Untuk kemampuan siswa dalam klub cukup seimbang. Siswa yang di tingkat low dan intermediate. Penting untuk mengajak mereka dalam tutor sebaya Saling mendengarkan dan memberi ide. Menurut saya semua siswa istimewa tinggal lagi bagaimana kita memperhatikan mereka, menangkap sinyal yang mereka berikan, peka akan keinginan mereka dalam belajar. Khususnya belajar bahasa asing. Bahasa asing tidak membuat asing maksudnya tidak berpikir bahwa kamu akan ditertawakan kalau salah, kamu akan dijauhi jika berbahasa Inggris. Bahasa Inggris mempersulit komunikasi, tidak memahami maksud pembicaraan justru dari lingkungan sekolah kamu dibiasakan untuk mempelajari lebih dari satu bahasa sebagai bekal meraih masa depan yang gemilang. Saya pernah membaca satu quote “ mengajar bukan tentang apa yang kamu sampaikan tetapi tentang apa yang siswa pahami dari mu”. Menurut Cameron ( 2010: 20) anak belajar bahasa asing tergantung pada apa yang mereka alami. Sehubungan dengan pernyataan tersebut pelajar akan tertarik dengan pelajaran apapun termasuk bahasa Inggris jika berkaitan dengan mereka dan mereka merasa butuh dengan pelajaran. Sebagai pengajar penting untuk mengaitkan bahasa Inggris dengan aktifitas sehari-hari. Contoh saat siswa bermain game bahasa yang dipakai sebagian besar menggunakan bahasa Inggris. Mereka tentu memahami aturan pada game. Mempelajari bahasa Inggris tidak serta merta meniru gaya hidup yang tidak sesuai dengan budaya kita. Banyak hal-hal yang mempengaruhi siswa- siswi jika kita tidak dampingi. Pelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris diperbolehkan namun tetap menjadi pelajar yang mengedepankan adab.

Adab menuntut ilmu, adab kepada orang tua, adab kepada guru. Kelak mereka menjadi orang suskses, mahir di bidang dan bakatnya masing-masing. Keterampilan bahasa Inggris menjadi soft skill yang perlu dilatih semenjak dini.