Dunia Penuh Keceriaan dan Imajinasi – oleh Ms Reni Kumalasari

92

Taman kanak-kanak adalah kelompok usia yang penuh dengan keunikan. Mereka berada di tahap awal perkembangan yang sangat penting dalam hidup mereka, dimana rasa ingin tau dan imajinasi mereka berkembang pesat. Keunikan anak-anak TK tidak hanya terletak pada cara mereka belajar, tetapi juga pada cara mereka melihat dunia, berinteraksi dengan orang lain, dan mengungkapkan perasaan.

Salah satu keunikan utama mereka adalah kemampuan mereka untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Mereka cenderung memandang segala sesuatu dengan rasa ingin tau yang besar. Setiap hal baru adalah petualangan, dan mereka selalu bersemangat untuk menjelajahinya.

Saffa adalah salah satu anak dengan rasa ingin tahu yang lebih besar dibanding teman seusianya. Saffa selalu datang ke sekolah dengan pertanyaan-pertanyaan baru yang menarik. Pernah satu kali saffa bertanya “Ms apakah disekolah ada hantu? Hantunya udah diusir ms?” dengan rasa antusias yang muncul diwajah kecilnya membuat saya menjawab dengan rasa antusias yang sama. “kakak hantu itu tidak ada, yang ada hanya jin saja yang…” lalu dengan cepat Saffa memotong jawaban saya dengan kalimat yang luar biasa membuat saya takjub dengan pengetahuan barunya. “Iya Ms, hantunya sudah diusir pakai do’a”.

Pertanyaan-pertanyaan bersambung juga sangat sering dilontarkan oleh Saffa. “Ms dia bawa bekal apa? siapa yang buatin bekalnya? bekalnya enak Ms?” pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa diucapkan Saffa karena ia sosok yang juga memperhatikan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan rumah, kelas, sekolah, dan lainnya. Semua ditangkap Saffa dengan baik, hal tersebut yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru yang menarik untuk dijawab dan menjadi pengetahuan baru untuk saya sendiri.

Selain itu, imajinasi anak-anak Tk sangat kuat. Mereka bisa mengubah permainan sederhana menjadi kisah-kisah luar biasa, seperti berpura-pura menjadi pahlawan super atau penjelajah luar angkasa. Dunia imajinasi ini membantu mereka belajar tentang berbagai peran sosial dan meningkatkan kreativitas. Melalui permainan imajinatif, anak-anak TK tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar berinteraksi dengan teman-temannya, berbagi, dan bekerja sama.

Danish dan Malik adalah anak-anak yang memiliki imajinasi lebih kuat dibanding dengan teman lainnya. Danish dan Malik mampu menciptakan permainan baru berbekal alat main sederhana dikelas. Saya pernah melihat mereka berdua bermain balok kayu dan merangkai balok kayu tersebut menjadi mobil yang bisa berubah menjadi robot seperti yang saya sendiri pernah lihat dilayar televisi. Pada umumnya anak-anak yang lain merangkai balok kayu menjadi rumah atau istana namun imajinasi Danish dan Malik lebih dari itu.

Meskipun permainan yang diciptakan Danish dan Malik beberapa kali sedikit berbahaya seperti mengubah hulahoop menjadi pedang, namun mereka mau mendengarkan saran yang saya berikan. Saya memanggil dan berbicara kepada mereka “abang-abang mainan pedangnya bahaya jika terkena temannya, itu artinya kita bermain dengan tidak aman diri, aman teman, dan aman lingkungan. Boleh tidak pedangnya diganti dengan kardus yang kecil aja dan main dengan hati-hati ya”. Mereka merespon saran saya dengan sangat baik dan mengatakan “oke ms, kami ganti pedangnya ya” diiringi senyum merekah dari wajah polos mereka berdua.

Selain rasa ingin tahu dan imajinasi yang kuat, anak-anak TK juga memiliki cara berkomunikasi yang khas. Mereka mungkin belum sepenuhnya mahir dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka secara verbal, tetapi mereka sering menunjukkan emosi melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan tingkah laku mereka. Misalnya, seorang anak mungkin menunjukkan kegembiraan dengan berlari-lari disekitar teman, atau merasa cemas dengan memeluk teman dekatnya. Kemampuan mereka untuk merasakan dan mengungkapkan emosi dengan cara yang sederhana namun mendalam adalah salah satu hal yang membuat mereka begitu istimewa.

Elvano Zavier Mara adalah salah satu anak yang memiliki cara berkomunikasi yang khas. Ia sangat sulit mengatakan hal-hal yang tidak bisa dilakukannya dengan baik. Seperti saat ia tidak bisa menghabiskan bekal makanannya, mata Elvano akan terlihat berkaca-kaca tetapi ia tidak mengatakan apapun atau menghampiri saya, sampai saya melihat sendiri Elvano dan bertanya “abang kenapa?” barulah setelah itu Elvano memberitahu jika tidak bisa menghabiskan bekalnya. Begitu juga seperti yang terlihat pada gambar disamping, ketika saya dan Elvano mewarnai bersama. Mata Elvano tiba-tiba kembali berkaca-kaca seperti yang sebelumnya terjadi, saya segera bertanya kepada Elvano “abang kenapa?” jawaban Elvano di pertanyaan pertama hanya menggeleng kecil, lalu saya melanjutkan pertanyaan “abang capek mewarnai atau mau istirahat dulu?” lalu barulah ia mengangguk dan saya memberikan waktu istirahat dan bermain kepada Elvano. Namun, ia tetap memilih duduk disamping saya untuk beristirahat.

Pernah juga satu kali Elvano datang ke sekolah lebih lama dari biasanya, sama seperti sebelumnya mata Elvano kembali terlihat menahan air mata yang ingin sekali jatuh dipipi nya. Kemudian, saya mengajak Elvano bicara jauh dari teman-temannya dan ia tiba-tiba menangis sesenggukan. Saya tidak pernah melihat hal ini dari Elvano sebelumnya, ketika saya bertanya “abang sedih ya? kenapa nak?”  dengan air mata yang masih mengalir di pipi nya Elvano memberi jawaban singkat “Saya terlambat ms”. Saya mengerti kekhawatiran Elvano pada saat itu karena sebelumnya ia tidak pernah datang ke sekolah lebih lama dari biasanya. Saya menenangkan Elvano dengan memberikan penjelasan mengenai waktu kedatangannya, “abang tidak terlambat, waktu kedatangan kita dari pukul 07.30 sampai pukul 08.00 WIB nak. Nah abang datang di pukul 07.35 berarti tidak terlambat nak. Tidak apa-apa kalau abang masih sedih, abang tidak terlambat kok”

Dibalik kecerdasan dan kemampuannya dalam memahami banyak hal dengan mudah, saya menyadari bahwa Elvano sulit dalam mengekspresikan beberapa hal terutama mengenai rasa sedih dan rasa cemasnya. Ia merasa cemas jika tidak mengerjakan sesuatu dengan baik, padahal untuk anak seusianya tidak dapat melakukan beberapa hal dengan sempurna adalah hal yang sangat wajar dan mereka punya keterbatasan untuk itu. Saat ini saya sedang berupaya memastikan Elvano dapat mengekspresikan perasannya tanpa harus merasa cemas.

Selain memiliki cara komunikasi yang khas, anak-anak di usia mereka juga seringkali lebih terbuka terhadap perbedaan dan lebih mudah beradaptasi. Mereka tidak terlalu memikirkan perbedaan fisik atau budaya, tetapi lebih fokus pada persahabatan dan kebersamaan. Anak-anak yang baru pertama kali berinteraksi dengan teman sekelas yang berasal dari latar belakang berbeda seringkali menunjukkan rasa ingin tau yang tulus dan berusaha untuk berbagi kebahagiaan. Ini adalah refleksi dari sifat alami mereka yang tanpa prasangka dan murni.

Namun, keunikan mereka juga datang dengan tantangan. Pada usia ini, mereka masih belajar untuk mengatur emosi, memahami konsep waktu, dan membangun keterampilan sosial. Terkadang, mereka bisa merasa frustasi atau kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya. Tetapi ini adalah bagian dari proses belajar mereka yang penting, dimana mereka belajar tentang kesabaran, empati, dan cara mengatasi masalah.

Saya mempunyai Taqi dikelas dengan perilaku yang sangat tenang. Mengerjakan semua proses pembelajaran dengan baik sesuai instruksi yang diberikan. Namun, Taqi masih kesulitan dalam berinteraksi dengan beberapa temannya. Ia mampu beradaptasi dengan baik, hanya saja sedikit sulit dalam berinteraksi karena baru pertama kali bertemu dengan banyak teman seusianya. Komunikasi Taqi dikelas sangat minim, namun Bunda Taqi pernah memberitahu saya jika Taqi mampu menceritakan hal-hal yang dilakukan dikelas dan menyebutkan nama-nama teman sekelasnya dengan baik dan bersemangat. Saya akan terus melihat perkembangan interaksi Taqi dan memastikannya mampu berinteraksi dengan  baik kepada semua teman-temannya agar ia bisa membawa cerita lebih banyak kepada Ayah Bunda dirumah.

Dalam keseluruhan perjalanan mereka di Taman Kanak-Kanak, anak-anak belajar banyak tentang diri mereka sendiri dan dunia disekitar mereka. Keunikan mereka terletak pada cara mereka melihat dan merasakan segala sesuatu dengan keceriaan, imajinasi, dan ketulusan. Merekalah generasi masa depan yang penuh potensi, dan melalui pendidikan di usia dini mereka akan terus berkembang menjadi individu yang kreatif, empati, dan penuh rasa ingin tau. Keunikan mereka adalah cerminan dari kekayaan dunia anak-anak yang penuh dengan keajaiban dan potensi yang tak terbatas.

Note : semua wajah anak yang ter-ekspos di essai ini sudah mendapat izin dari orang tua mereka