Berani Boros Tanpa Income???

683

By : Indah Hendrasari
Follow FB : indah Hendrasari
Follow IG : Indah Hendrasari

Masih inget tidak mak, selagi muda dulu ada film remaja. Judulnya “virgin ; ketika keperawanan dipertanyakan”. Ceritanya mengangkat tentang sulitnya mempertahankan “virginitas nya” ditengah serangan gaya hedonis kawan-kawannya mak. Langsung kebayang lah ya mak wajah Laudya Cynthia Bella, Angie dan Ardina Rasti.

Saya bukan mau bahas filmnya mak, Cuma ada scene dimana Kettie (diperankan oleh Angie) seorang remaja putri yang hidupnya tak berkecukupan, menjual keperawanannya hanya untuk beli hp, makanan enak, dan segala hal untuk gaya hidupnya. Sehingga dalam waktu sekejap uang 10 juta yang ia terima setelah menjual dirinya itu habis tak berbekas. MIRISS..

Lalu mak Saya punya cerita dari guru anak saya, yang adik lelakinya suka mencuri dan menjual barang milik orang tuanya, jika permintaan nya tak dituruti. Jadi misalnya mak, anaknya minta HP terus orang tua nya belum mampu atau mau belikan, maka anak akan mencuri dan menjual entah barang berharga, bahkan sampai beras dirumah pun habis dijualnya untuk membeli apapun yang ia inginkan. Tanpa perduli bahwa orang tuanya sedang masa kehidupan keuangan yang sulit, bahkan layaknya perampok yang memaksa korbannya agar mendapatkan yang diinginkannya. Juga sering kita dengar curahan hati (curhat) para emak yang kesulitan mengatasi keuangan keluarga, belum masalah belanjaan, masalah jajan anak-anak, masalah bayar listrik, air, pulsa, belum lagi bayar sekolah dan berbagai macam tagihan lainnya. Sering menjerit deh para emak, antara pemasukan tidak seimbang dengan pengeluaran, tidak sanggup dengan beban hidup yang katanya semakin berat menghimpit, PRIHATIN …

Juga maak yang ga kalah sering ditemui yaitu betapa banyak keluarga yang terperosok dalam hutang, Padahal kalo diliat para ayahnya sudah jarang hadir dirumah, karena harus berjibaku diluar menggais rupiah, gitu juga sang emak jarang dirumah karena harus cari tambahan, tapi anehnya hutang ga ada habis-habisnya maak, hidup jadi terasa tambah susah, kebayangkan maak gimana itu NGILU nya….

Serta maak sering banget kita denger kisah orang kaya yang kayaknya kekayaannya ga bakal habis tujuh turunan, tetapi boro-boro tujuh turunan maak, baru satu turunan aja udah habis kekayaannya orang tersebut sama generasi setelahnya, jadi timbullah istilah, generasi pertama mengumpulkan kekayaan, generasi kedua mengembangkan, generasi ketiga menghabiskan, HADEEUUHHH…….

Nah maak dari rentetan kasus ekstreem diatas, kebayang ga mak kalo salah satu sumber masalahnya, adalah

“KETIADAAN ATAU MINIMNYA KESADARAN KELUARGA AKAN PENGASUHAN KEUANGAN”

Ga percaya, Sini mak saya jemberengin fakta –faktanya ;

  1. Pendidikan keuangan adalah pendidikan anak tiri alias anak bawang

Tau kan mak nasib anak tiri atawa anak bawang sering ga dianggap penting mak, bahkan sering ga dianggap ada. Boleh diliat maak hadirnya keluarga yang memberikan pengasuhan keuangan sama anak-anak mereka, boleh dibilang minim mak, bahkan nyaris sunyi mak.

Mau bukti mak >>>

  • coba mak survey berapa keluarga yang anaknya usia 6-8 tahun sudah faham apa itu uang, apa itu inflasi, kenapa kita harus ada uang, buat apa uang itu serta bagaimana cara ngelola keuangan, hampir – hampir tiarap kan mak, bahkan celakanya maak, banyak para emaks yang ga tau mak keahlian yang saya sebutin barusan….
  • Berapa keluarga yang punya program financial untuk anak – anak nya?…..Kebanyakan orang tua mak Cuma ngasih uang jajan aja, serta nyiapin warisan mak, ga ada memberikan tahapan – tahapan penting tentang pengasuhan keuangan, wal hasil mak anaknya Cuma tau jajan doang, setiap ada uang itu Cuma buat dijajanin, ga faham kesulitan orang tua dalam mencari uang
  • Berapa banyak anak yang faham akan kesulitan hidup orang tuanya ?

Maak saya punya cerita, jadi mak ada toko roti deket kampus yang juga jual sarapan, jadi macem cafe lah mak, saya bukan mau bahas makanannya ya mak, tetapi mak fenomena tiap pagi, dimana toko tersebut rame banget maaak di rubung sama mahasiswi nya, mereka memesan sarapan roti dan susu yang menurut saya, untuk ukuran anak kuliahan itu terlalu mewah mak, saya sampe penasaran nanya sama kawan yang orang kampus sana, apakah disana anak – anak dari kalangan atas yaah. Dan maak tau apa jawaban temen saya, kebanyakan orang tua dari mahasiswa di kampus itu, adalah kalangan pekerja banting tulang peras keringat di kampung mak, dari profesi –profesi yang aktif income nya ga seberapa mak. Coba bayangin maak, disaat orang tua mereka bersusah payah menggarap di kampung, mereka menghabiskan begitu saja uang kiriman dari orang tua,…..

  1. Anak ga diajarin cara melamar kerja

Maak katanya nih ya tujuan sekolah itu biar pinter, biar nanti habis sekolah bisa dapet kerja, tetapi lucunya sedikit sekali bahkan hampir ga ada sekolah atawa keluarga yang anaknya di ajarin cara nyari kerja ….

Mau bukti maakk >>>>

  • Minimnya ilmu cara melamar kerja para fresh graduate, bisa diliat dari standarnya surat lamaran, CV yang tidak ada fortopholio keahliannya, dsb
  • Sang pelamar kerja tak membekali ilmu bagaimana cara agar lulus lamaran kerja
  • Bahkan banyak pelamar kerja ga tau perusahaan atau lembaga yang dia lamar itu kondisinya gimana, main asal lamar aja maakk, miris banget kan ya maak
  • dsb bukti2 lainnya maak
  1. Pendidikan keuangan lebih tabu dari pada pendidikan seksualitas

Serius lho ini maak, betapa pendidikan keuangan itu nyaris ga kedengaran suaranya, sekolah bahkan sampe S3 aja ga ada pendidikan keuangan, tetapi pendidikan seksualitas zaman sekarang udah banyak Taman Kanak-kanak yang memasukkannya dalam pembelajaran. Padahal kan ya mak, orang sekolah tinggi-tinggi katanya biar cepet dapet kerja, habis itu agar mampu cari uang, nah pendidikan keuangan aja ga diajarin, gimana caranya bisa handal cari uang kan ya maak, jadi ga heran deh maak kalo pada bisanya ngabisin uang aja, anak udah S3 , udah kerja udah berkeluarga tetapi masih aja pada morotin emak bapaknya, kesiannn….. kesiannnnn

  1. Banyak yang menikah tanpa perencanaan keuangan

Maak sudah sering denger kan ya betapa banyak pasangan yang menikah memulai dengan minus alias ngutang. Bukan karena memang ketiadaan dana dalam memenuhi kebutuhan untuk menikah itu mak, melainkan karena ketiadaan dana dalam memenuhi lifestyle menikah. Jadilah kehidupan keuangan mereka dimulai dari kesibukan untuk menutupi minus itu, padahal kebutuhan mereka saat ini pun butuh keuangan yang tak sedikit…..

  1. Betapa banyak orang yang baru punya active income sudah berani banyak gaya

Maksudnya????….

Gini mak dalam ilmu kecerdasan keuangan dimulai dengan mengenal 2 hal yaitu pendapatan dengan pengeluaran, istilah kerennya mak yaitu income dan spending…

Nah income itu terbagi tiga :

  • Active income >>> Penghasilan kita yang diterima langsung karena ada hadirnya kita , seperti gaji untuk karyawan, fee profesional , dan bisnis owner yang masih merangkap sebagai bisnis operator dimana dia dibayar karena masih menghandle semuanya sendiri
  • Passive income >>> Penghasilan yang kita tidur pun tetap ngalir, seperti rumah yang disewakan, tanah yang di bagi hasil, bisnis auto pilot dsb
  • Portfolio income >>> Ini seperti Capital Gain

Jadi kebanyakan dari kita baru punya uang gaji, tetapi gaya hidupnya ketinggian, uang gaji habis tak menentu untuk menutupi gaya hidup, baru punya uang gaji tapi sudah nekad kredit macam – macam. Tak ada masa depan akan keuangannya, tak ada perencanaan, boro-boro investasi, tabungan aja tak punya….

Contoh paling simple nya yaitu saat gaji pertama, kebanyakan orang langsung menghabiskannya untuk konsumtif seperti membeli gadget, kredit kendaraan, kredit perabotan rumah, makan-makan enak dsb, sangat jarang sekali yang langsung menyisihkan untuk tabungan dan investasi. Padahal kata pakar keuangan, kita boleh banyak gaya kalo passive income kita sudah lebih besar dari gaya kita, jadi bukan gaji yang bayarin lifestyle kita melainkan passive income, artinya kita boleh deh mau kredit ini itu asal ada passive income yang bayarin, bukan uang gaji. Kalau belum punya passive income, sederhanakanlah gaya, sesuai kebutuhan aja, ga perlu neko-neko, karena kita tau semakin banyak gaya, semakin banyak tekanan….

Nah maak dari fakta – fakta diatas bisa kita ambil dua hal maak:

  • Sebelum anak bisa menghasilkan income, jangan pernah biarkan dia boros

Kalau kita kaitkan nih maak , kasus di film remaja itu serta kasus anak mencuri itu disebab kan karena ….

“BANYAK ORANG TUA YANG MENGAJARKAN ANAKNYA UNTUK BERANI BOROS PADAHAL BELUM PUNYA INCOME”

  • Sebelum punya passive income, udah hidup sederhana aja, ga perlu lengkapin perabotan rumah yang bukan kebutuhan , ga usah kredit macam – macam…

Kasus emaks yang kebingungan dengan pengelolaan dan kasus terjerat hutang, disebabkan : BERANINYA MENGHABISKAN UANG PADAHAL PENDAPATAN CUMA SATU PINTU

SOLUSINYA GIMANA DONKKK……

>>> Mulai mak kesadaran akan pengasuhan keuangan di keluarga kita, terus mak dorong deh pemerintah memasukkan kurikulum kecerdasan keuangan, nah kalo masih bingung maak apa aja yang harus dibahas atawa di ajarin, ga usah ragu maak untuk terus pantengin tulisan saya berikutnya ya maak, tetapi ya maak mohon maaf nee maak kalo copas cantumkan nama saya ya, atau share aja maak…

Kalo ada salah – salah kata mohon maaf ya maak…

Serie Pengasuhan Keuangan Vol .1
By Indah Hendrasari
#FESTRO
#Mandirifinansial
#Pengasuhan_Keuangan