My Home Parenting

504

Slah satu tugas pengasuhan kita adalah mendidik anak agar mereka kelak mampu menjaga seksualitas yang benar. Pendidikan seksualitas dalam Islam bukan hanya terkait dengan mengajarkan organ reproduksi tetapi terkait dengan totalitas kepribadian seseorang. Laki-laki menjadi laki-laki dan perempuan menjadi perempuan. Terkait dengan apa yang ia rasakan, pikirkan, bagaimana cara ia berjalan, itulah sejatinya laki-laki dan sejatinya perempuan. Maka Islam membuat patokan bahwa pendidikan seksualitas terkait dengan terpenuhinya tiga hal :

  1. Seksualitas yang benar.
  2. Seksualitas yang sehat.
  3. Seksualitas yang lurus.

Seksualitas yang benar 

Tentu patokannya adalah Syari’ah, yaitu bagaimana perilaku orang laki-laki secara AlQur’an dan Sunnah. Bagaimana mengajarkan anak sesuai dengan kaedah Syari’ah. Bagaimana seorang laki-laki akan bersikap dalam perannya, sebagai diri pribadi, sebagai calon dai, sebagai calon suami dan juga sebagai calon ayah. Bagaimana adab dan value yang akan ditegakkan, itu harus clear. Seksualitas yang sehat, yaitu berkaitan dengan faktor kesehatan. Bagaimana disunahkan laki-laki untuk ber-khitan, terkait dengan fungsi kesehatannya. Dan itulah salah satu yang diajarkan dalam Islam. Seksualitas yang lurus, artinya sesuai dengan fitrahnya. Jangan sampai ada anak laki-laki badannya gempal, berotot, tetapi gayanya seperti orang perempuan (maho, homo). Tugas orangtua adalah menjaga agar fitrah anak laki-lakinya sebagai anak laki-laki secara benar, sehat dan lurus.
Bagaimana ikhtiar kita agar terjaga fitrah seksualitas anak lelaki :

  1. Clearkan tujuan pengasuhan >>>
    Harus jelas anak lelaki kita ditanamkan value apa, setiap perannya harus dikuatkan value nya, hingga anak lelakipun mempunyai konsep diri utuh sebagai lelaki, hingga mampu melahirkan visi dirinya, yang mana ini akan membimbingnya dalam mewujudkan hakikat dia hadir kedunia.
  2. Hadir kan figur ayah
    Hasil pengamatan dan diskusi sebuah lembaga pada suatu komunitas kaum Gay, maka didapati sbb:
  • Alasan terbanyak kenapa mereka menjadi gay
    >>> Sejak kecil tidak punya sosok ayah. Sejak kecil tidak pernah ada stimulasi ayah. Semua pengasuhan oleh ibunya tidak pernah mengenal ayah.
    Diketahui bahwa >>>Kalau anak laki-laki itu tidak punya ayah sejak kecil karena ayahnya mati, atau cerai, tetapi tidak punya kebencian terhadap ayah, maka anak laki-laki itu belum tentu atau belum ketaraf menjadi gay, hanya gayanya saja seperti perempuan (feminin). Misalnya seorang anak laki-laki, ayahnya tidak pernah mengurusinya, karena sibuk kerja, atau ayahnya meninggal tidak ada sosok ayah pengganti, paman atau kakeknya tidak ada, ia diurus oleh perempuan (ibunya) saja maka anak laki-laki itu cenderung bergaya feminin. Tetapi ia tetap punya ketertarikan dengan lawan jenis. Jika gayanya feminin, cara bicaranya, cara marahnya, hal itu disebabkan selama ini ia hanya menirukan ibunya.
  • Tetapi jikalau seorang anak laki-laki trauma dengan sosok ayah.
    Sering mendapatkan kekerasan sang ayah, seperti; bicaranya keras, menampar, menendang, memukul dirinya, dan juga melihat ayahnya menampar ibunya di depan matanya, hingga menimbulkan trauma dan muncul kebencian dalam jiwanya :

♢♢♢Laki-laki itu jahat, ibuku disakiti, ibuku jadi korban kejahatan ayahnya, dst.♢♢♢

Maka akan ter-stigma dalam otak anak laki-laki itu : Aku tidak mau menjadi laki-laki. Kemudian membuatnya cenderung bermain dengan anak perempuan. Itulah yang menjadi pemicu utama mengapa anak laki-laki menjadi Gay. Oleh karena itu pendidikan untuk anak laki-laki mutlak harus diasuh oleh sosok laki-laki. Seseorang ingin mendidik anak laki-laki menjadi laki-laki sejati, tetapi dalam kehidupan masa kecilnya tidak ada sosok laki-laki yang mengasuhnya, mana mungkin anak laki-laki itu belajar sebagai laki-laki. Fitrahnya itulah yang menjadi rusak.

  1. Pastikan fitrah imannya terbangun sempurna
    Diatas sudah dijelaskan bahwa patokan pendidikan seksualitas salah satu unsurnya adalah BENAR, nah agar seksualitas itu bisa benar maka imanlah pondasinya. dimana fitrah iman dimaksud berupa keimanan (akidah), pola berpikir, pola sikap dan akhlak.
  2. Ajarkan sayang ibu
    Banyak anak lelaki yang sudah menikah lupa bahwa dia tetap bertanggung jawab terhadap ibunya, bahwa ibunya wajib didahulukannya dibanding istrinya. Oleh sebab itu sebelum mengajarkan anak banyak hal, ajarkan dulu tentang sayang ibu,jika fitrahnya terfasilitasi dengan baik maka sayang ibu itu sudah dengan sendirinya terinstal,sebab ibu adalah orang terdekat anak diawal usianya, kelekatan di 2 tahun masa menyusui, juga pendampingan penuh 5 tahun kehidupannya, merupakan bekal cukup sebagai langkah awal agar ia punya karakter sayang ibu, sebab lelaki yang sayang ibu bisa dipastikan sayang istri, sayang ibu bukan manja ibu, sayang ibu ada tanggung jawab, ada kasih sayang, ada penghormatan, ada hubungan positif, tetapi kalau manja ibu hanya akan melahirkan generasi peter pan sydrome.
  3. Ajarkan sebagai wali keluarga
    Sejatinya anak lelaki itu ada penerus klan keluarganya, ini dipertegaskan dengan hadits “ Kelak pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian, oleh karena itu perbaguslah nama kalian” (HR. Abu daud, Ahmad dan lainnya). Hadits ini jelas menegaskan bahwa anak lelaki adalah penanggung jawab keluarga. Sebagai penerus, maka ia wajib menjaga value keluarga, fungsi anak lelaki dikeluarganya adalah sebagai Value keeper,

dia yang harus turun tangan jika terjadi sesuatu terhadap keluarganya, ia pun tetap bertanggung jawab terhadap ayah ibunya, juga saudarinya, meski ia sudah menikah.

Maka didiklah anak lelaki kita agar siap menjalani peran ini….

  1. Libatkan Pekerjaan Rumah tangga
    Anak lelaki kita akan menjalani perannya sebagai calon suami dan ayah, maka salah satu cara menjaga fitrah seksualitasnya adalah mengajarkannya dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Mulai dari pekerjaan khas lelaki seperti pertukangan, benerin atap, peralatan elektronik, sampai yang diidentikkan pekerjaan wanita seperti memasak, mencuci baju dan piring, membersihkan rumah, bekal ini perlu untuk nanti jika suatu masa istrinya hamil, atau sakit atau sibuk dengan anak, maka sebagai qowwam keluarga dia sudah terbiasa dan handal berkolaborasi sinergi menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
  2. Baurkan dalam permasalahan sosial masyarakat
    Sebagai khalifah, maka tugas anak lelaki adalah mengawal alam ini tunduk patuh kepada kemauan pencipta yaitu ALLAH subhanahu wata’ala, maka anak lelaki bukan untuk dipingit dalam rumah, dia harus di siapkan agar mampu melakukan pengembaraan yang panjang dalam rangka menyiapkan mental pemimpinnya, dengan berkelana maka ia akan mampu mengambil kebijaksanaan hidup. Mulai umur 3 tahun anak lelaki itu sebaiknya lebih sering main dialam, tracking tiap minggu, melatih fisik, mengobservasi lingkungan, memetakan masalah dsb, hingga kelak ia punya bekal untuk mengambil peran dalam menyelesaikan permasalahan ummat dan bangsa. Cara melibatkan disini bisa dengan hal yang sederhana dulu, yaitu menggembala, melakukan project layanan, program hidup dimasyarakat, merantau dsb. Sebenarnya masih banyak lagi hal yang harus dilakukan dalam menjaga fitrah seksuaitas lelaki ini, tetapi poin-poin diatas saya sarikan sebagai poin paling mendasar yang wajib dilakukan..

Wallahu ‘alam bishowab

Buat kawan – kawan yang mau share silahkan saja, tak perlu ijin, jika ingin copas, dimohon cantumkan nama penulisnya ya…
Terima kasih yang udah mau baca, like, komen dan share….

#SerieQowwam vol 2
#MyHomeParenting
#Pengasuhan_anak_lelaki
By : Indah Hendrasari